sebelum nya sorry karena post gw yang ini copas dari blog orang, sebenernya gw ada bukunya yang lebih lengkap dari post ini isinya, tapi masya oloh..kriting tangan gw ngetiknya..
Vespa didirikan tanggal 23 April 1946 di Florence di bawah perusahaan induk Piaggio & Co. SpA yang bermarkas di Pontedera Italia. Piaggio merupakan perusahaan pembuat kendaraan roda dua terbesar di Eropa dan terbesar ke-empat dunia ditinjau dari sisi penjualan. Sejak awal produksi, skuter Vespa telah terkenal akan cat yang melekat kuat, body motor yang terbuat dari baja tekan, penutup mesin yang punya estetika (yang sekaligus bisa menyembunyikan mekanisme mesin maupun gemuk atau kotoran yang menempel), papan pijakan kaki rata (yang menyediakan perlindungan kaki), dan tameng depan struktural yang sekaligus melindungi pengendara dari terpaan angin maupun air dari depan. Tidak diragukan lagi, Vespa merupakan skuter pertama yang secara global meraih kesuksesan.
Pada
Perang Dunia I dan II, perusahaan pendahulu Vespa (Piaggio)
memfokuskan pada produksi pesawat pembom. Mungkin itu yang menjadi
alasan mengapa Pontedera
menjadi target dan akhirnya dihancurkan oleh bom Sekutu. Ekonomi
Italia pun lumpuh dan keadaan jalan yang hancur saat itu tidak
mendukung pembangunan kembali pasar mobil. Enrico Piaggio,
putra pendiri Rinaldo Piaggio, memutuskan untuk meninggalkan bidang
penerbangan dalam rangka mengatasi kebutuhan mendesak Italia akan
sarana transportasi yang modern namun cukup terjangkau oleh rakyat.
Enrico
Piaggio melalui pabriknya di Biella sebenarnya telah memproduksi
motor-scooter (1943-1944). Prototipe ini didesain oleh insinyur
Piaggio yaitu Renzo Spolti bersama Vittorio Casini dan diberi kode MP5 (Moto
Piaggio 5), yang kemudian oleh para pekerja dinamai “Paperino” yang
berarti “Donald Duck”. Enrico Piaggio tidak menyukai desain ini
kemudian meminta insinyur Corradino D’Ascanio untuk me-review proyek
tersebut dan mendesain kembali sesuatu yang berbeda, dengan
pengembangan teknis dan model. Meskipun tidak suka, namun 100 unit
Paperino telah diproduksi yang sekarang hanya dimiliki oleh para
kolektor (salah satunya ada di Indonesia).
(Spesifikasi
Paperino : Dua tak, Silinder tunggal, Bore 50 mm, Stroke 50 mm,
Kapasitas 98 cc, Girbox continuous speed-variator, Transmisi rantai
atau cardan, Top speed 60 km/h, Suspensi 2 pipa berpegas, Rem tromol,
Ban 4.00-10)
Insinyur aeronautika Corradino D’Ascanio
(bergabung dengan Piaggio tahun 1934) yang mendapat tugas pendesainan
kembali tersebut sebelumnya bertanggung jawab akan desain,
konstruksi, dan menerbangkan helikopter modern pertama Agusta.
D’Ascanio sebelumnya telah dimintai konsultasi oleh Ferdinando Innocenti
untuk mendesain kendaraan yang sederhana, kuat, dan terjangkau, mudah
dikendarai laki-laki maupun wanita, bisa memuat penumpang, dan
tidak membuat pakaian pengendaranya kotor (maka keluarlah Lambretta
pertama). Karena suatu hal, D’Ascanio bermasalah dengan
Innocenti kemudian menyerahkan desainnya kepada Enrico Piaggio.
D’Ascanio membuat rancangan yang
simple, ekonomis, nyaman dan juga elegan. D’Ascanio memang
memimpikan sebuah revolusi kendaraan baru karena ia sendiri sebenarnya
benci dan tidak dapat mengendarai sepeda motor roda dua karena
dianggapnya berat, kotor, dan tidak tangguh. Maka ia mengambil
gambaran dari keahliannya di bidang teknologi pesawat terbang. Dia
membayangkan sebuah kendaraan yang dibangun dengan sebuah “Monocoque”
atau Unibody Steel Chassis. Garpu depan seperti ban pesawat yang
sedang mendarat dan mudah untuk penggantian ban. Hasilnya adalah
sebuah design yg terinspirasi dari pesawat yang sampai saat ini berbeda
dengan kendaraan yang lain.
Tahun 1945, tahun dimana
Indonesia mendapatkan kemerdekaannya, konstruksi alternatif tersebut
ditemukan. Awalnya berupa sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi
dengan lekuk membulat bagai terowong. Yang mengejutkan, ternyata
bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya
diambil dari roda pesawat tempur. Guna mengoptimalkan bentuk dan
keamanan penggunanya, sang insinyur merancang papan penutup kaki pada
bagian depan. Proyek ini dipimpin langsung oleh Corradino d’Ascanio
sehingga hak paten pun segera dapat mereka kantongi.
Tahun 1946, selesailah prototipe skuter dengan seri MP 6 (Moto Piaggio 6). Saat sang boz Enrico Piaggio melihat prototipe MP6 itu, ia secara tak sengaja berseru “Sambra Una Vespa”
(terlihat seperti Tawon). Akhirnya dari seruan tak sengaja itu,
diputuskan kendaraan tersebut diberi nama “Vespa” (=tawon). Vespa
menurut bahasa Latin dan Italia memang berarti tawon.
Pada
tanggal 23 April 1946, jam 12 di kantor pusat untuk penemuan, model
dan pembuatan Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Ministry of
Industry and Commerce) di Florence, Piaggio e CSpA mengambil paten
untuk “sebuah sepeda motor yang kompleks, bagian dan elemennya
rasional, yang digabungkan dengan frame yang dilengkapi tameng lumpur,
dan casing yang menutupi seluruh bagian mekanis “. Pada bulan
Desember hak paten tersebut disetujui. Pada musim semi 1946, tiga
belas contoh pertama MP6 yang diproduksi massal di pabrik Piaggio di
Pontedera, Italia muncul.
Setelah
debut publik di Milan Fair 1946, lima puluh pertama dijual
perlahan, mungkin karena harganya untuk segmen atas seperti ketika
pertama kali diintroduksi ke Indonesia. Penjualan vespa tahun 1947
sejumlah 2.500 unit, lebih dari 10.000 unit pada tahun 1948, 35.000
unit pada akhir tahun 1949, lebih dari 60.000 unit pada tahun 1950,
dan lebih dari satu juta unit pada tahun 1956 yang membuktikan bahwa
bentuk ‘tawon’ tersebut sangat bisa diterima oleh masyarakat saat itu.
Selain kesuksesan Italia dalam menjadi perintis bentuk motor ala
‘tawon’ itu, bahasa Italia juga mendapatkan kosa kata baru, yaitu
“vespare” yang berarti pergi ke suatu tempat menggunakan Vespa.
Antara tahun 1960-an hingga
1970-an, Vespa menjadi simbol dari revolusi gagasan pada waktu itu.
Produk ini ternyata laris diserap pasar Prancis, Inggris, Belgia,
Spanyol, Brazil, dan India — selain di pasar domestik produk ini laku
bagai kacang goreng. Selain itu, India pun memproduksi jenis dan
bentuk yang sama dengan mengambil mesin Bajaj. Jenisnya adalah Bajaj
Deluxe dan Bajaj Super. Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran
untuk joint membuat Vespa.
Pada
1950 munculah Vespa 125 cc buatan Jerman. Pada saat itu banyak
negara lain yang mencoba membuat produk serupa, tetapi ternyata mereka
tak sedikitpun mampu menyaingi Piaggio. Di antara pesaing itu
adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU. Bagi masyarakat
Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era
1960-an. Ada yang menganggap bahwa fanatisme terhadap Vespa ternyata
muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan
pada setiap produk berikutnya. Bahkan saat mereka terbilang
melakukan ”revolusi” bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan
pantat bahenol masih terasa melekat.
Produk
GS 150 kala itu sangat populer sehingga hampir selalu tampil di tiap
film tahun 1960-an. Kala itu vespa ini dikenal sebagai Vespamore
(di Indonesia dikenal sebagai vespa Ndog / telur atau vespa Kongo).
Kemudi dan lampu sorot seri ini mulai dibuat menyatu dan bentuk
pantatnya benar-benar masih membulat yang menjadi ciri khasnya.
Vespa
secara garis besar terbagi dalam dua ukuran, “largeframe” dan
“smallframe”. Vespa smallframe terdiri dari versi 50 cc, 90 cc, 100
cc, dan 125 cc. Semua menggunakan mesin yang diturunkan dari model
50 cc tahun 1963. Vespa largeframe di 125 cc, 150 cc, 160 cc, 180
cc, dan 200 cc menggunakan mesin yang diturunkan dari mesin 125 cc
yang didesain ulang produksi akhir tahun 1950-an. Vespa largeframe
berevolusi menjadi PX di akhir 1970-an dan diproduksi dengan versi 125
cc dan 150 cc sampai Juli 2007. Smallframe berevolusi menjadi PK
pada awal tahun 1980.
Dan
cerita terus berlanjut saat ini dengan model generasi baru Vespa
dengan mempersembahkan Vespa ET2, Vespa ET4, Vespa Grand Turismo dan
Vespa PX 150. Vespa bukan hanya sekedar skuter tapi menjadi salah
satu icon besar orang Italia.
Berikut ini adalah tahun rilis masing-masing model Vespa (dari tahun 1944 hingga 1980) :
Vespa MP5 & MP6 Prototipe – 1944 hingga 1945 Vespa 98 – 1946 Vespa Corsa – 1947 Vespa 125 – 1948 Vespa GS 150 – VS1 to VS5 Gran Sport – 1955 hingga 1961 Vespa GS 160 – MK1 to MK2 – 1962 Vespa GT Gran Turismo & Sportique – 1962 hingga 1967 Vespa 125 Super & 150 Super VBC – 1965 hingga 1979 Vespa Sprint & Sprint Veloce VLB – 1969 hingga 1979 Vespa SS 180 SuperSport – 1964 hingga 1968 Vespa Rally – 1968 hingga 1972 Vespa 50 & 50 Special – 1964 hingga 1973 Vespa Primavera – 1968 hingga 1976 Vespa PX – 1980 hingga 1982sumber: http://blitarpunyavespa.blogspot.com/2011/01/sejarah-vespa-yang-legendaris.html
No comments:
Post a Comment